Kisah Dari Tepi Pantai

Saya baru membaca Kafka saat berusia 25 tahun. Baru menikah. Masih gamang dengan penitian karir. Rasanya tidak salah kalau saya merasa Franz Kafka adalah tokoh yang sangat relatable. Masih dengan mood super angsty, saya lanjutkan dengan Kafka On The Shore dari Haruki Murakami. Purely karena penasaran, ada apa dengan penggunaan nama Kafka di judulnya? Judul … Continue reading Kisah Dari Tepi Pantai

Perubahan

Tidak pernah terlintas bahwa tawamu semakin berubah, lebih keras, lebih riang, namun juga lebih gugup. Tidak pernah terlintas bahwa genggaman tanganmu sudah berganti pola, lebih erat, lebih hangat, namun juga lebih bergetar. Semua tanda terasa bisu; mungkin karena acuhku, mungkin karena sudah sifatmu. Keduanya hal yang membuat kita padu tanpa banyak ini itu. Kupikir akan … Continue reading Perubahan

Ektoplasma

Adaku dalam ruang kenanganmu hanya seperti hantu. Menetap tanpa pernah benar kau tatap. Menggentayangi tanpa bisa menggerayangi. Menggebu tapi selalu dibuat bisu. Dan bagaimana aku memberimu rasa yang utuh jika setiap sentuh berujung keluh? Featured Image: Photo by Leon Biss on Unsplash Continue reading Ektoplasma

Unending Love – Tagore

Ini adalah salah satu puisi yang (masih) (selalu) saya suka.  Puisi ini jadi terkenal karena dibacakan Gregory Peck di pemakaman Audrey Hepburn. Di bawahnya terjemahan kasarnya aja, maaf kalau jadi kurang puitis. Namanya juga usaha. Cinta Tanpa Akhir Sepertinya sudah tak terhitung cintaku padamu, dalam berbagai bentuk, dalam berbagai kesempatan, dalam kehidupan sesudah kehidupan, dalam … Continue reading Unending Love – Tagore

Tiga

Kamu ingat bagaimana kita mempelajari angka? Menyamakannya dengan lekuk benda di sekitar kita. Maka kamu adalah garpu dan aku adalah bangku. Lalu kita akan berbangga dan berceloteh pada para ibu. Kamu selalu lebih dahulu, lalu aku menyusul malu-malu. Cuma kamu Adam yang kurelakan mengungguliku. Karena bagiku, itulah nyatanya dirimu. Lalu kau menyelesaikan satu perlombaan yang … Continue reading Tiga

Retro

Gilang gemilang masa yang telah beku menyisakan imaji-imaji rapuh di sudut-sudut kumuh. Mengejar ke belakang panji-panji yang sudah lusuh. Terlalu takut berderap maju memulai dari abu. Berpikir dimensi lalu lebih baik dari kekinian revolusi yang semu. Terperangkap selamanya dalam lampau waktu yang berubah bisu. Featured Image: Photo by Wendy Scofield on Unsplash Continue reading Retro

Rongga

Ruang-ruang kosong dalam tiap hela nafas adalah sunyi yang tak lekang dalam pencarian. Namun apa arti menjadi utuh jika tidak merasa butuh? Buta dalam menentu akhir, maka tersesat dalam kelana. Mengerut di kala senja, luruh menghilang tanpa makna. Syahdu didera malu. Duniamu layu bersama waktu. Featured Image: Photo by Marcus Lange on Unsplash Continue reading Rongga

Terlewat

Tidak ada yang menyalahkan sajak takabur yang gagal menyampaikan implisitas afeksi yang terkubur. Terungkap ketika ia telah mati terbujur. Serba terlanjur. Sebab esensi resistansi atas sebuah titipan asa akan selalu terbungkam dalam sangsi. Bukan sesuatu yang dapat direduksi menjadi satu deduksi. Tidak ada jawaban manunggal tentang sebab-sebab kisah yang terpenggal. Seperti memperdebatkan gugurnya daun yang … Continue reading Terlewat

Jarak

Aku menatap lurus entah kemana ketika kamu kembali berceloteh tentang hal-hal yang tidak aku pahami. Tentang perempuan yang katamu kamu cintai. Tentang hubungan yang katamu tidak kamu nikmati. Tentang keinginanmu bertahan yang bagiku nisbi. Aku pernah mendengar cerita ini sebelumnya. Bukankah baru minggu lalu? Ah sejak bertahun-tahun lalu juga cerita ini sudah jadi benalu. Parasit … Continue reading Jarak

Hilang

Jemari-jemariku mendentingkan kabar kerinduan yang sumbang tanpa tersahut. Mungkin namaku telah terlupa di ujung lidahmu, mungkin wajahku telah lebur dalam kabut. Apapun itu, kita tidak pernah saling memiliki, kecuali di satu malam ketika genggaman kita saling terpaut. Lalu kita membisu, karena apa yang berceracau di dalam tidak mampu kita sebut. Saat aku mulai mencintai kamu, … Continue reading Hilang