Ada tekad yang terlalu malam, lalu rasa yang terlalu pagi. Terang terbit meleburkan mereka menjadi biru.
Menjadi duka. Menjadi abu.
Menjadi kecewa.
Mulanya kupikir aku dapat mengatasi semuanya, hingga pada saat akhirnya kita kembali bersua. Hasrat ingin memelukmu, seolah dunia menyempit dan hanya cukup untuk disinggahi bila kita saling merengkuh, begitu menggebu hingga mengalahkan insting dasarku untuk bernafas dengan wajar.
Ternyata aku terlalu rindu, setelah sekian lama terlalu bangga untuk menyapa.
Ini bukan cinta. Bukan.
Ini adalah harapan yang terjebak dalam siklus repetisi dekonstruksi dan rekonstruksi seiring perpisahan dan pertemuan kita.
Kamu tahu. Kamu mengerti. Tapi memilih untuk mendiamkan.
Maka rasa itu aku endapkan, berharap ampasnya akan mengering dan hanyut sebagai debu seiring waktu.
You're still the songs I sing in the car about. Haha. Yeah.
Have a good day yah …
Sama-sama.
Thank you for stopping by 🙂
Terima kasih atas konten dan info yg menarik dan menginspirasi….thk u