Air selalu mengacaukan spektrum cahaya yang dipantulkannya,
semua menjadi baur,
semua menjadi semu.
Langit tidak sama biru,
pepohonan tidak sama tegak,
segala sesuatu menjadi lebih kelabu.
Kamu adalah bidadari yang sedang menatap kejernihannya,
terlanjur terpana,
karena pikirmu demikianlah replika realita.
Air itu adalah kata-kata,
perasaanku adalah objeknya.
Hei, “aku sayang kamu” itu bukan padanan nyata tentang apa yang bergolak di dalam dada saat aku membayangkan senyumanmu.
huh! anak siapa sih kamu, bisa merangkai kata kata bagus. gue jadi susah kan mau komentar apa.. hahaha
Maafin emak saya ya, jadinya begini.
Hahaha 😀
Anak sastra kah ??
Anak Hukum, Rangga 🙂
*nunjuk bio
Luar biasa kata kata indah ini . sangat teduh dan elegan. I like it so much. Mencerahkan. Blogging berjalan nih hehehe. Salam dari Blogger Pontianak
Terima kasih, Mas Asep.
Semoga blog saya bisa terus mencerahkan 🙂
puisi yg bagus, tak tau harus komen apa lagi 🙂
Terima kasih, kamu yang punya avatar menggiurkan 🙂
Hi Zea, first visit nih…langsung disuguhi rangkaian katah yang indah penuh makna…bakat jd pujangga nih bu calon SH, hehe
Salam hangat dari Makassar
Alhamdulillah sudah SH, Dhymalk.
Tinggal nunggu tahap berikutnya 🙂
Terima kasih pujiannya.
Salam hangat dari posisi saya saat ini, maklum, nomaden 🙂
ungkapan perasaan pastinya ini ya,, 😀
Wah, iya, mas.
Kalau bahasa gaulnya sih curcol.
hohoho.. Saat Buka Laptop langsung dah baca artikel yang sangat akurat sekali.. 🙂
Lho, akurat.
Hehehe, semoga menghibur.
Hei , aku sayang kamu..
mungkin itu bukan sekedar kata, tapi refleksi rasa yang bergejolak didalam dada.
Salam kenal dari aku ,untuk hati kamu
Salam kenal juga buat hatinya, sayang 🙂
puisi itu sulit di ungkap tapi nikmat di tuliskan hehe
Dirasakan juga lho, Mas Jay 🙂